Minggu, 31 Oktober 2010

Serat daging sate kelinci

Berkunjung ke kawasan wisata Telaga Sarangan yang terletak di lereng Gunung Lawu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tidak lengkap jika tidak mencicipi kuliner khasnya, yakni Sate kelinci.
Tidak sulit mencari dimana pengunjung dapat menemukan hidangan khas ini. Karena hampir di sekeliling Telaga Sarangan terdapat warung-warung tenda maupun pedagang kaki lima yang menjajakan sate kelinci.

Data dari Dinas Pariwisata Magetan mencatat, terdapat sedikitnya 140 pedagang sate kelinci yang berjualan di sekitar kawasan Telaga Sarangan. Mereka tergabung dalam paguyuban pedagang sate kelinci Telaga Sarangan.

Hampir sama dengan hidangan sate pada umumnya, hanya saja pada sate kelinci memiliki tekstur daging yang berserat halus dan warna sedikit pucat. Sehingga rasanya lebih lembut dan gurih saat dikunyah. Tidak seperti halnya sate daging ayam ataupun kambing.
Salah satu anggota paguyuban pedagang sate kelinci Telaga Sarangan, Sukatno, mengatakan, untuk dikonsumsi menjadi hidangan sate kelinci yang mantap, biasanya daging kelinci diambil dari kelinci yang berumur antara empat hingga enam bulan.

"Dipilihnya umur tersebut, karena rasa daging yang dihasilkannya akan empuk dan gurih," ujar Sukatno sambil mengipasi sate kelincinya.

Dalam penyajiannya, sate kelinci tak ubahnya sate lainnya. Bumbunya pun sama yaitu terdiri atas bumbu kacang dihaluskan bercampur irisan bawang merah dan kecap manis. Bagi yang suka pedas bisa ditambahkan sambal pada bumbu satenya. Demikian juga untuk sensasi rasa segar, pada bumbu sate bisa ditambahkan dengan air perasan irisan jeruk nipis.
Ada dua pilihan dalam menyajikan satu porsi sate kelinci, yakni menikmati sate dengan irisan lontong yang lembut atau nasi putih yang pulen. Hidangan ini akan terasa lebih nikmat lagi saat menyantapnya sambil menikmati pemandangan Telaga Sarangan nan elok.

Satu porsi sate kelinci Telaga Sarangan ini terdiri dari 15 tusuk sate dan satu piring lontong ataupun nasi putih. Satu porsinya dihargai Rp10.000,00. Atau untuk 10 tusuknya hanya merogoh kocek Rp7.000,00 saja.
Sukatno menambahkan, satu kelinci muda, rata-rata dapat menghasilkan 60 hingga 90 tusuk sate, tergantung dari ukuran kelinci. Rata-rata untuk hari libur seperti hari Minggu, pedagang sate kelinci bisa menjual hingga 250 tusuk, sedangkan pada liburan keagamaan ataupun akhir tahun bisa meningkat hingga 900 tusuk sate.

Sukatno mengaku, kelinci-kelinci tersebut ia peroleh dari pedagang pengepul yang sudah mejadi langganannya. Ia menggeluti pekerjaan berjualan sate kelinci ini sudah sejak tahun 1983.

"Setiap berkunjung ke Telaga Sarangan, saya selalu membeli makanan kesukaan saya yakni sate kelinci. Menurut saya, daging sate kelinci di Telaga Sarangan lebih empuk dan gurih. Selain itu harganya juga pas," kata salah satu pengunjung Telaga Sarangan dari Madiun, Ashari Purwo.

Menurutnya, sate kelinci Telaga Sarangan akan lebih "mak nyus" jika disandingkan dengan minuman teh tubruk hangat. Pasangan ini sangat pas untuk menikmati sejuknya udara di lereng Gunung Lawu ini.(antara - jawa timur)


Lihat juga : Hanamasa, Burger King

Tidak ada komentar:

Posting Komentar