Maaf bila ini kedengaran seperti promosi. Tetapi, memang promosi, sih. Maklum, saya termasuk salah seorang pemilik wine house yang sudah hampir berusia dua tahun ini, dan semakin populer di antara penggemar fanatiknya. Tentu akan lebih baik lagi bila semakin banyak tamunya. Kalau mau kopdar (kopi darat) di sini, saya bersedia datang. Syaratnya: bayar sendiri-sendiri, minimum sepuluh orang. Ayo, kapan?
Sesuai dengan namanya, wines di tempat ini termasuk paten punya. Soalnya, General Manager Decanter adalah Yohan Handoyo - seorang yang saya anggap paling knowledgeable soal wines di Indonesia. Buku pertamanya, Rahasia Wine, terpilih sebagai World's Best Wine Education Book pada 2008 oleh Gourmand International.
Tetapi, mungkin Anda lebih berkepentingan dengan makanan yang tersaji di sini. Jangan khawatir! Sudah saya cicipi dan uji semua. Seluruhnya recommended. He he he! Executive Chef Decanter memang juara. Namanya: Johannes Pratiwanggana. Sudah 18 tahun keliling dunia ketika bekerja untuk jaringan Hilton Hotels.
Kalau Anda tanya, sajian mana yang paling mak nyuss, jawab saya adalah: semuanya. Karena itu, Anda harus sering datang dan mencicipinya satu per satu. Tetapi, beberapa teman saya yang pernah berkunjung ke Decanter selalu kembali untuk beberapa sajian favorit, antara lain: Decanter salad, tagliatelle lamb ragout, stir-fried mixed mushroom, rib eye steak, dan English trifle (dessert).
Tagliatelle lamb ragout adalah pasta lebar (lebih lebar dari fettucine) berwarna hijau karena dibuat dengan bayam, dengan saus kental dari kambing. Sama sekali tidak ada aroma prengus kambing. Bukan saja mak nyuss, tetapi juga mak legendheerrr. Mulus banget!
Uniknya - terutama untuk makan malam - konsep penyajian makanan di Decanter adalah family style alias "makan tengah". Beberapa jenis makanan dipesan, lalu dinikmati rame-rame. The best things in life is to be shared, begitulah prinsipnya. Untuk makan siang, tersedia pilihan individual platters. Favorit saya adalah rib eye steak yang sungguh memukau dan memuaskan.
Memang, sih, di mana-mana di Indonesia harga wines sangat mahal karena penerapan cukai dan bea masuk yang tinggi. Yohan Handoyo kini punya pilihan wines yang lumayan bagus di kisaran harga Rp 300ribuan. Untuk yang lebih eksklusif, koleksi Decanter cukup pula lengkap. Tetapi, soal harga makanan, Decanter sudah dikenal dengan harga yang pantas.
OK, kalau Anda anggap saya berlebihan menilai, silakan datang untuk membuktikannya sendiri. Berani, 'kan? (Bondan Winarno - detikfood)
Lihat juga : soto, ice cream
Tidak ada komentar:
Posting Komentar